Peranan Wanita dalam Dapur, Sumur, dan Kasur."Di balik pria sukses, ada wanita hebat di belakangnya." Pernah mendengar kalimat itu? Atau malah sering? Peranan wanita memang penting dalam kesuksesan seorang pria. Karena itu, banyak wanita yang berlomba-lomba menjadi pribadi cerdas. Sejak era R.A. Kartini dengan emansipasi wanitanya, tidak ada lagi batasan gender dalam hal menuntut ilmu dan berkarya.
Namun, sepertinya usaha-usaha wanita untuk lebih maju justru meninggalkan sesuatu yang lebih penting dalam diri wanita itu sendiri. Masyarakat Jawa mengenal istilah "dapur, sumur, dan kasur" atau biasa disingkat 3 UR.
Ketiga kata tersebut menjadi semacam pondasi dan melekat erat pada wanita. Namun, akhir- akhir ini banyak wanita merasa direndahkan saat mendengar bahwa pekerjaan wanita memang berkutat di area dapur, sumur, dan kasur. Menurut mereka, pandangan tersebut sangat kuno dan tidak sesuai dengan kemajuan zaman. Sekarang, wanita dikatakan hebat jika bisa bekerja di luar rumah. Kedudukan mereka menyamai atau bahkan melampaui pria. Padahal, pria dan wanita mempunyai porsi masing-masing dalam hal prestasi maupun tugas rumah tangga. Istilah "dapur, sumur, dan kasur" pun tidak sesederhana itu.
Masyarakat Jawa dikenal dengan kata-kata dan nasihat yang penuh pesan tersembunyi. Ada banyak hal penting di dalamnya yang harus dimengerti para kaum hawa.
• Dapur
Tidak ada yang salah dengan seorang pria yang pandai memasak. Bahkan, banyak rumah makan mengharuskan koki mereka berjenis kelamin pria. Namun, sejak dulu, pekerjaan memasak sudah identik dengan wanita. Sedari kecil wanita sudah diperkenalkan dengan tetek- bengek dunia dapur.
Hal terpenting yang jarang diketahui adalah bekerja di dapur tak hanya mengenai bagaimana cara membuat masakan yang enak untuk suami dan anak-anak. Akan tetapi lebih daripada itu.
Ada banyak sektor yang harus dipelajari seorang wanita agar bisa menguasai dapur. Dapur adalah simbol kesehatan sebuah keluarga. Perut bukan bak sampah yang bisa menampung apa saja. Seorang wanita harus memperhatikan apa yang akan masuk ke dalam perut keluarganya.
Mereka harus paham manfaat masing-masing bahan makanan dari segi kesehatan. Setiap hari, wanita juga harus memikirkan masakan apa yang akan disajikan keesokannya. Bahan apa saja yang akan dibutuhkan dan ada tidaknya bahan tersebut dalam kulkas mereka. Selain itu, banyak tradisi Jawa berhubungan dengan urusan dapur.
Contohnya dalam acara hajatan. Tidak sembarang makanan bisa disajikan. Bahkan, beberapa makanan memiliki filosofi sendiri dalam acara tersebut. Cara menyajikan makanan pun ada ilmunya tersendiri. Apa saja makanan yang cocok disajikan dengan piring, plastik, maupun daun pisang.
• Sumur
Konon, jika kita ingin melihat sifat dan kebiasaan sebuah keluarga, maka lihatlah kamar mandinya. Anjuran itu benar adanya. Banyak kegiatan rumah tangga yang dilakukan di sumur (toilet/kamar mandi). Misalnya, mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, dsb. Hal-hal yang berhubungan dengan air erat kaitannya dengan kesucian diri dan kebersihan lingkungan. Wanita sebagai ibu rumah tangga, harus tahu mana air yang lebih cocok untuk mandi, mencuci, maupun keperluan minum.
Mereka pun harus pintar-pintar menggunakan air, agar lebih irit dari segi persediaan maupun biaya listrik. Dalam urusan sumur ini jugalah cara wanita menyenangkan suami dimulai. Mandi menjadi salah satu ritual untuk merawat diri. Luluran, facial, creambath, dan perawatan lain bisa dilakukan sendiri tanpa harus repot-repot pergi ke salon. Selain itu, kegiatan bersih-bersih rumah juga baik untuk kesehatan.
Tanpa perlu 'nge-gym', kegiatan menyapu dan mengepel bisa membentuk tubuh yang bagus dengan sendirinya. Suami akan lebih betah di rumah jika lingkungan bersih dan istri terlihat sedap dipandang. Anak juga merasa nyaman dan lebih cepat tumbuh-kembangnya.
• Kasur
Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa urusan ranjang merupakan hal penting dalam kehidupan suami-istri. Urusan ranjang berbanding lurus dengan keharmonisan sebuah rumah tangga. Namun, itu akan terjadi apabila ada keseimbangan antara pria dan wanita, dalam hal ini suami dan istri.
Di atas ranjang, tidak melulu pihak pria yang harus aktif. Akan tetapi, wanita pun bisa aktif dan tidak selamanya menunggu 'ajakan' suami. Bahkan, wanita diharapkan mampu memuaskan pasangannya. Itu membutuhkan beberapa pengetahuan dan teknik yang harus dipelajari. Selain urusan ranjang, kewajiban wanita adalah melayani suami dengan sebaik-baiknya. Baik itu dari segi makanan, pakaian, maupun kesehatan.
Nah, urusan "dapur, sumur, dan kasur" tidak sesederhana yang sering diucapkan, kan? Ketiga kegiatan itu bukan pekerjaan remeh yang hanya pantas dilakukan oleh seorang pembantu. Butuh wanita cerdas untuk menguasai 3 UR tersebut. Karena wanita dianugerahi kemampuan multitasking, sesuatu yang jarang dimiliki pria. Jadilah wanita yang benar-benar 'wanita'. Karena menjadi hebat tidak harus dengan menjadi wanita karier atau aktivitis yang teriak-teriak di jalan. Buat apa menjadi sarjana kalau anak di rumah justru diasuh oleh orang yang hanya lulusan SD?
Penulis:@Ratna Shun Yzc
img credited to www.huffingtonpost.com
Namun, sepertinya usaha-usaha wanita untuk lebih maju justru meninggalkan sesuatu yang lebih penting dalam diri wanita itu sendiri. Masyarakat Jawa mengenal istilah "dapur, sumur, dan kasur" atau biasa disingkat 3 UR.
Ketiga kata tersebut menjadi semacam pondasi dan melekat erat pada wanita. Namun, akhir- akhir ini banyak wanita merasa direndahkan saat mendengar bahwa pekerjaan wanita memang berkutat di area dapur, sumur, dan kasur. Menurut mereka, pandangan tersebut sangat kuno dan tidak sesuai dengan kemajuan zaman. Sekarang, wanita dikatakan hebat jika bisa bekerja di luar rumah. Kedudukan mereka menyamai atau bahkan melampaui pria. Padahal, pria dan wanita mempunyai porsi masing-masing dalam hal prestasi maupun tugas rumah tangga. Istilah "dapur, sumur, dan kasur" pun tidak sesederhana itu.
Masyarakat Jawa dikenal dengan kata-kata dan nasihat yang penuh pesan tersembunyi. Ada banyak hal penting di dalamnya yang harus dimengerti para kaum hawa.
• Dapur
Tidak ada yang salah dengan seorang pria yang pandai memasak. Bahkan, banyak rumah makan mengharuskan koki mereka berjenis kelamin pria. Namun, sejak dulu, pekerjaan memasak sudah identik dengan wanita. Sedari kecil wanita sudah diperkenalkan dengan tetek- bengek dunia dapur.
Hal terpenting yang jarang diketahui adalah bekerja di dapur tak hanya mengenai bagaimana cara membuat masakan yang enak untuk suami dan anak-anak. Akan tetapi lebih daripada itu.
Ada banyak sektor yang harus dipelajari seorang wanita agar bisa menguasai dapur. Dapur adalah simbol kesehatan sebuah keluarga. Perut bukan bak sampah yang bisa menampung apa saja. Seorang wanita harus memperhatikan apa yang akan masuk ke dalam perut keluarganya.
Mereka harus paham manfaat masing-masing bahan makanan dari segi kesehatan. Setiap hari, wanita juga harus memikirkan masakan apa yang akan disajikan keesokannya. Bahan apa saja yang akan dibutuhkan dan ada tidaknya bahan tersebut dalam kulkas mereka. Selain itu, banyak tradisi Jawa berhubungan dengan urusan dapur.
Contohnya dalam acara hajatan. Tidak sembarang makanan bisa disajikan. Bahkan, beberapa makanan memiliki filosofi sendiri dalam acara tersebut. Cara menyajikan makanan pun ada ilmunya tersendiri. Apa saja makanan yang cocok disajikan dengan piring, plastik, maupun daun pisang.
• Sumur
Konon, jika kita ingin melihat sifat dan kebiasaan sebuah keluarga, maka lihatlah kamar mandinya. Anjuran itu benar adanya. Banyak kegiatan rumah tangga yang dilakukan di sumur (toilet/kamar mandi). Misalnya, mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, dsb. Hal-hal yang berhubungan dengan air erat kaitannya dengan kesucian diri dan kebersihan lingkungan. Wanita sebagai ibu rumah tangga, harus tahu mana air yang lebih cocok untuk mandi, mencuci, maupun keperluan minum.
Mereka pun harus pintar-pintar menggunakan air, agar lebih irit dari segi persediaan maupun biaya listrik. Dalam urusan sumur ini jugalah cara wanita menyenangkan suami dimulai. Mandi menjadi salah satu ritual untuk merawat diri. Luluran, facial, creambath, dan perawatan lain bisa dilakukan sendiri tanpa harus repot-repot pergi ke salon. Selain itu, kegiatan bersih-bersih rumah juga baik untuk kesehatan.
Tanpa perlu 'nge-gym', kegiatan menyapu dan mengepel bisa membentuk tubuh yang bagus dengan sendirinya. Suami akan lebih betah di rumah jika lingkungan bersih dan istri terlihat sedap dipandang. Anak juga merasa nyaman dan lebih cepat tumbuh-kembangnya.
• Kasur
Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa urusan ranjang merupakan hal penting dalam kehidupan suami-istri. Urusan ranjang berbanding lurus dengan keharmonisan sebuah rumah tangga. Namun, itu akan terjadi apabila ada keseimbangan antara pria dan wanita, dalam hal ini suami dan istri.
Di atas ranjang, tidak melulu pihak pria yang harus aktif. Akan tetapi, wanita pun bisa aktif dan tidak selamanya menunggu 'ajakan' suami. Bahkan, wanita diharapkan mampu memuaskan pasangannya. Itu membutuhkan beberapa pengetahuan dan teknik yang harus dipelajari. Selain urusan ranjang, kewajiban wanita adalah melayani suami dengan sebaik-baiknya. Baik itu dari segi makanan, pakaian, maupun kesehatan.
Nah, urusan "dapur, sumur, dan kasur" tidak sesederhana yang sering diucapkan, kan? Ketiga kegiatan itu bukan pekerjaan remeh yang hanya pantas dilakukan oleh seorang pembantu. Butuh wanita cerdas untuk menguasai 3 UR tersebut. Karena wanita dianugerahi kemampuan multitasking, sesuatu yang jarang dimiliki pria. Jadilah wanita yang benar-benar 'wanita'. Karena menjadi hebat tidak harus dengan menjadi wanita karier atau aktivitis yang teriak-teriak di jalan. Buat apa menjadi sarjana kalau anak di rumah justru diasuh oleh orang yang hanya lulusan SD?
Penulis:@Ratna Shun Yzc