Parijoto atau nama latinnya adalah Medinilla Speciossa.Tanaman ini adalah salah satu tanaman yang hidup di Gunung Andong Ngablak,Magelang.Namun seiring berjalannya waktu,berangsur-angsur tanaman ini mulai sulit di temui di Gunung Andong(hampir punah),ya tidak lain karena angkara manusia seperti di buru untuk di jual bagi sebagian orang untuk mencari keuntungan semata.Pernah dulu ketika saya masih bersekolah di SMK N 1 NGABLAK,saya mencari dan ingin melihat sendiri dengan mendaki di Gunung Andong hingga 2 kali pencarian,namun saya tidak juga menjumpainya.Padahal kata penduduk setempat,dulunya tanaman ini sangat lebat sekali.
Berbagai semak-semak saya telusuri,dari yang mudah di lalui hingga yang tidak pernah di lalui penduduk juga saya lewati namun hasilnya tetap saja Nihil,cuma menemukan tanaman kantung semar saja yang juga sering di cari.Apakah tanaman ini sudah punah di Gunung Andong?,mungkin kalau pemburuan tanaman langka di biarkan begitu saja pasti lambat laun tanaman ini akan punah di sana dan hanya menemui di teras rumah penduduk atau di toko tanaman hias saja.Sudah sekitar 4tahun ssaya tidak meneliti di sana,mungkin bulan oktober nanti saya akan mencoba lagi untuk mencarinya dan mengabadikannya dengan kamera.Gunung Andong adalah kawasan yang sangat indah sebenarnya,andai saja pemerintah memperhatikan dan mengelola tempat tersebut dengan maksimal.
Dikalangan masyarakat pedesaan (terutama yang berada di wilayah dataran tinggi),Parijoto terkenal akan manfaatnya yang sangat beragam.Selain ampuh sebagai obat sariawan,buah ini juga terbukti mampu menanggulangi diare dan sangat dianjurkan bagi ibu hamil.Hasil studi juga menemukan bahwa buah yang pada mulanya dibiarkan hidup liar di lereng-lereng gunung ini ternyata mengandung zat kimia berupa kardenolin, saponin,flavonid(terutama pada buah) dan tanin(terutama pada daun).Hal ini juga kemudian menjawab pertanyaan mengapa Parijoto sangat dianjurkan sebagai penambah nutrisi bagi ibu yang sedang mengandung.Umumnya para wanita mengonsumsi parijoto setelah usia kandungan memasuki lima bulan ke atas.Namun tak jarang,sudah mengonsumsi pada usia kehamilan dua-tiga bulan.
Konon mitos ini terlahir saat istri Sunan Muria yang saat itu hamil, lalu mengonsumsi buah parijoto yang ditemukannya jauh di dalam hutan.Dan bayi yang dilahirkan sehat serta berkulit bersih.Oleh Sunan Muria, hal itu kemudian disebarkan oleh para santrinya dan dipercaya hingga kini.Buah ini, semenjak zaman Raden Umar Said atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Muria,memiliki khasiat khusus. Penduduk percaya bahwa,apabila buah parijoto ini dikonsumsi oleh ibu hamil maka akan memiliki khasiat bayi yang dikandungnya apabila laki-laki akan terlahir ganteng.Begitu sebaliknya,apabila bayi yang lahir perempuan maka bayi tersebut akan terlahir cantik.(zisaja.blogspot.com)
Spesifikasi tanamannya,Perdu, tegak, tinggi 1-2 meter.
Habitat;Merupakan tumbuhan liar di lereng-lereng gunung atau di hutan-hutan dan kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik pada tanah yang berhumus tinggi dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan November-Januari dan waktu panen yang tepat bulan Maret-Mei.
Parijoto banyak dijumpai di desa-desa di lereng Gunung Muria, di lereng Ungaran, di daerah Dataran Tinggi Dieng, dan juga banyak dijumpai di daerah Gunung Perahu,Pegunungan Pakuwojo, serta Pegunungan Nganjir dan sebagian di gunung Andong Magelang
Obat sariawan :
buah parijoto segar sebanyak 5 gram,dicuci, ditumbuk halus dan larutkan dalam 100 ml air matang kemudian gunakan untuk berkumur-kumur, sedangkan sisanya diminum.
Obat diare :
daun parijoto segar sebanyak 20 gram,dicuci direbus. dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.
sumber image sepenuhnya dari google