Hal ini
membuat petinggi Pajang iri dan memfitnah
Danang Sutowijoyo akan memberontak
kepada Keraton Pajang.Tampaknya hasutan itu berhasil. Buktinya,Sultan Pajang mulai jauh dengan Danang
Sutowijoyo yang sudah berganti nama
kebesaran menjadi Panembahan Senopati.Untuk persiapan,agar bila digempur Pajang
tidak kalah, maka secara diam-diam,Panembahan Senopati membentuk pasukan
pendem.Pasukan ini dilatih secara khusus
di Hutan Kedu.Hutan ini sangat angker,sehingga tak ada seorangpun yang berani
masuk ke kawasan ini.Hutan ini pun
merupakan kerajaan dibawah pimpinan raja
siluman yang bernama Prabu Sepanjang.Untuk membuka kewingitan hutan Kedu,titah pun diberikan kepada Pangeran
Purboyo,putra Panembahan Senopati,yang didampingi dua pengawal pribadi yang
merupakan saudaranya,yakni : Raden
Kuning dan Raden Krincing.Tak lupa turut
serta dua abdi pilih tanding,yakni
Tumenggung Mertoyudo dan Tumenggung
Singoranu.
Di hutan Kedu pasukan Mataram banyak
mengalami gangguan dari para siluman
anak buah Prabu Sepanjang.Salah satu
gangguan itu adalah penyakit aneh.Ibarat
kata,sore sakit esoknya mati.Dan kejadian
itu seolah sudah menjadi hal yang wajar.Beruntung,Raden Kuning yang waskita
dapat melihat wujud para siluman.Dengan
kesaktiannya,maka para jin pun jadi kalang
kabut dan melarikan diri. Termasuk rajanya,Prabu Sepanjang.Namun,para wadyabala siluman itu tidak
dibiarkan lari begitu saja. Mereka diburu
oleh pasukan Mataram di bawah pimpinan
Raden Kuning Saat pengejaran inilah Raden
Kuning bertemu dengan wanita cantik yang
Bernama Putri Rantam anak dari Kyai
Kramat dan Nyai Bogem.Melihat kecantikan Putri Rantam,Raden
Kuning malah lupa pada tugasnya mengejar
Prabu Sepanjang dan anak buahnya.Dia
malah memilih menikah dengan wanita
jelita itu.Acara perkawinan pun digelar
dengan cukup meriah.Nah,di saat pesta berlangsung itulah Prabu
Sepanjang tengah merenungi nasibnya di
bawah pohon beringin besar di dekat
rumah Kyai Kramat.
Dalam kegalauan itu
Prabu Sepanjang menemukan ide untuk
merubah wujudnya menjadi manusia yang
bernama Sonta,dan mengabdikan dirinya
pada Kyai Kramat.
Ringkas cerita,tanpa curiga sedikitpun Kyai
Kramat menerima pengabdian pemuda
bernama Sonta yang sejatinya adalah
jelmaan Prabu Sepanjang raja jin dari Alas
Kedu yang kerajaannya telah dihancurkan
oleh Raden Kuning dan pasukannya.Mulailah Sonta menebarkan dendamnya
dengan teror penyakit aneh yang
mematikan.Bahkan pasukan Mataram yang
bermarkas di tempat inipun banyak yang
jatuh sakit lalu meninggal dengan waktu
yang relatif singkat.Peristiwa buruk ini sampai juga ke telinga
Pangeran Purbaya yang sakti mandraguna.Dalam semedinya,sang Pangeran berhasil
ditemui Kanjeng Ratu Kencono Sari alias
Ratu Kidul. Sang Ratu memberi tahu kalau
semua kemalangan itu adalah akibat ulah
manusia jejadian yang bernama Sonta.
Setelah mendengar berita itu,Kyai Kramat
pun dipanggil oleh Pangeran Purbaya untuk
menghadap.Dia diberi penjelasan
mengenai masalah ini.
Mendengar hal itu maka murkalah Kyai
Kramat.Namun sial sebelum dijatuhi
hukuman,Sonta sudah melarikan diri.Akhirnya terjadilah kejar mengejar tingkat
tinggi didalam ilmu kadigdayaan.Dalam
pertempuran ini Kyai Kramat terbunuh oleh
Sonta.Melihat suami tercinta mati terbunuh oleh
Sonta,Nyai Bogem,yang dikenal sebagai
pendekar wanita sakti ini pun berniat
menuntut balas.Dia pun mengejar Sonta.Namun,nasib naas juga menimpa Nyai
Bogem.Dia juga berhasil dibunuh oleh
Sonta.
Melihat tragedi tersebut,Pangeran Purbaya
memerintahkan Tumenggung Mertoyudo
untuk mengejar dan membunuh Sonta.Sayangnya senopati perkasa inipun bukan
lawan tanding Sonta.Dia berkalang tanah
sebagai Ksatriatama.
Melihat kondisi seperti ini,daripada korban
jatuh lebih banyak,akhirnya senopati
Mataram Pangeran Purbaya turun tangan
untuk menghadapi Sonta.Namun ahli
strategi perang ini tak gegabah
menghadapi Sonta yang digdaya.Tempat
bertahan Sonta disebuah bukit dikepung
dengan strategi perang “Tepung Gelang”,atau melingkar.Di puncak bukit itulah perang tanding
antara Sonta dan Pangeran Purbaya terjadi.Dahsyat dan mengguncangkan bumi Kedu.Cerita inipun berakhir dengan kematian
Sonta di tangan Pangeran Purbaya.Konon setelah terkapar,jasad Sonta yang
bersimbah darah di tanah,tiba-tiba hilang
dan berubah menjadu Prabu Sepanjang si
raja Jin Kedu.
Celakanya dia bisa hidup lagi.
Maka,terjadi lagi perang tanding seri
kedua.Sekuel perang ini lebih hebat dari
sebelumnya,namun lagi-lagi Pangeran
Purbaya yang memenangkan pertempuran.Prabu Sepanjang kembali mati. Anehnya,begitu jatuh ketanah tubuhnya berubah
wujud menjadi lebih mengerikan dan
menimbulkan asap yang tebal.Hilangnya asap berganti kejadian yang lebih
hebat lagi.Seluruh wilayah Kedu menjadi
gelap gulita.Hal ini berlangsung cukup
lama.Saat terang muncul kembali,tubuh
Prabu Sepanjang sudah tak ada.Yang
tertinggal hanyalah sebilah tombak dengan
tangkai yang cukup panjang.
Rupanya Prabu Sepanjang adalah jelmaan
sebuah pusaka tombak yang super sakti.Oleh Pangeran Purbaya tombak itu dikubur
diatas bukit itu juga.Lalu,sebelum pergi
Pangeran Purbaya berkata,“Siapa saja yang
bertapa disini dan dapat merentangkan
tangannya pada kubur ini, maka, segala
keinginannya akan terkabul.”Sejak itulah tempat ini dijadikan ajang
ziarah oleh para penganut aliran kebatinan.Mereka benar-benar percaya dengan
peristiwa itu.
Makam ini pun dikenal dengan
sebutan makam panjang.Sedangkan
mereka yag gugur saat melawan Prabu
Sepanjang nama-namanya diabadikan di
kota Magelang ini.Tempat Kyai Kramat
dibunuh dan dikubur dinamakan Desa
Kramat.Sedang tempat Nyai Bogem
dibunuh dinamakan Desa Bogem.Dimana Tumenggung Mertoyudo wafat
terbunuh, dinamakan Desa Mertoyudan.Raden Krincing tewas dinamakan Desa
Krincing.Sedang nama Magelang sendiri
diambil dari kata Tepung Gelang yang
artinya mengepung rapat seperti gelang.
Seiring perjalanan sang waktu,akhirnya
oleh masyarakat lafal nama Tepung Gelang
berubah menjadi Magelang.Hingga
sekarang,tempat ini berubah menjadi
sebuah kota yang amat terkenal di dunia
dengan candi Borobudurnya.
source, kelakarpena.wordpress.com/2010/05/17/cerita-gaib-terjadinya-kota-magelang/